To Be a Power in the Shadows! 65

Chapter 65: No Need to Rush, Youngster, For Life is Long





Jangan Terburu-buru, Anak Muda, Karena Hidup Ini Panjang


Prelims untuk Festival God of War dimulai minggu depan. Aku kembali menjadi Sid untuk memeriksa arena pertempuran dan mempertimbangkan semua perkembangan yang mungkin terjadi. Kemudian aku mampir MagRonald dan membeli dua sandwich untuk dimakan saat perjalanan kembali ke asramaku.

Sambil berjalan di bawah matahari senja, aku ingat bahwa aku telah berjanji untuk mentraktir Alpha ke MagRonald.

Tapi Alpha sepertinya selalu sibuk, jadi kami tidak menemukan waktu luangnya. Oh baiklah, aku mungkin akan mengajaknya berkeliling suatu hari nanti. Alpha adalah Alpha, jadi dia mungkin akan hidup dengan mudah selama lebih dari 300 tahun. Dan aku, aku berniat menggunakan sihir untuk memperpanjang umur ku sendiri hingga lebih dari 200 tahun. Aku hanya harus membalas kebaikannya sekali sebelum aku mati. Mari berpikir jangka panjang.

Ketika aku mendekati akademi, suara jangkrik mulai terdengar dan suaranya menjadi lebih jelas. Senja di musim panas adalah waktu bagi para jangkrik. Atau mungkin tidak, mungkin itu hanya kesan ku yang sewenang-wenang.

Akademi yang diterangi oleh matahari terbenam sangat baik saat proses perbaikan. Pada langkah ini, perbaikan akademi harus selesai tepat pada waktu awal semester baru. Sebelumnya, Hyoro telah mengutuknya dengan “Aku berharap itu semua terbakar,” tapi aku setuju. Aku yakin seluruh murid menginginkan liburan musim panas yang panjang kurasa pendapat kita sama.

Aku berjalan melewati gedung sekolah berjalan di jalan yang menuju ke asrama.

Hanya ada sedikit orang.

Sebagian besar siswa telah kembali ke rumah. Ngomong-ngomong, Nee-san juga berkata "kita akan pulang bersama," tetapi kemudian aku mengabaikannya dan pergi ke Tanah Suci. Aku bertanya-tanya apa yang terjadi setelah itu? Apakah dia akan kembali pada saat turnamen yang akan dilaksanakan?

Sambil memikirkan itu, aku memakan potongan terakhir dari sandwich pertama ke mulut ku.

Pada saat itu.

"Kelengah`an adalah musuh terbesar seseorang, ya?"

Pedang tipis menyentuh bahuku. Hampir tidak ada niat membunuh sama sekali, jadi aku tidak bereaksi.

Pemilik pedang itu kemudian tertawa, lalu menarik pedangnya. Dia memiliki rambut berwarna madu dan senyum yang lembut. Rose.

"Yaa, latihan mu sudah selesai?"

"Iya. Aku kebetulan memiliki waktu luang, jadi aku pergi berlatih sebentar. Sid-kun, kamu pergi ke MagRonald? ”

“Aku kenal dengan manajer toko di sana. Aku baru saja mengenalnya. ”

“Aku juga kesana beberapa hari yang lalu, bersama dua temanku. Tempatnya sangat bagus. ”

"Dua teman?"

"Iya ! Natsume-sensei dan Alexia-san. ”

Aku tidak tahu tentang hubungan mereka bertiga, tapi yah, mereka bersama sama di Tanah Suci, jadi mungkin ada sesuatu yang terjadi di situ ?

"Kamu dekat dengan mereka?"

“Aku sudah sangat dekat dengan Natsume-sensei. Alexia-san juga orang yang sangat baik, jadi belum lama ini kami menjadi teman dekat. ”

Selama kamu menganggap Alexia adalah orang yang baik, itu berarti kamu tidak dekat dengannya.

“Tapi hanya saja Alexia-san dan Natsume-sensei tidak benar-benar cocok antara satu sama lain.”

Rose terlihat sedikit sedih.

Apa yang membuat Beta dan Alexia berteman? Meskipun aku pikir mereka adalah dua tipe yang sama.

"Jadi mungkin akan berakhir dengan sendirinnya."

“Aku akan senang jika itu terjadi …… Aku sangat khawatir apakah mereka berdua bisa berteman dengan baik jika aku pergi. Mulai sekarang, kami akan bekerja sama bersama. Meskipun kami masih belum tahu apa yang bisa kami lakukan, tetapi kami berharap untuk membuat dunia ini setidaknya menjadi sedikit lebih baik. ”

"Perdamaian dunia memang penting."

"Ya itu!"

Rose sekarang tersenyum cerah.

"Ah, aku minta maaf. Sudah waktunya bagi ku, jadi aku harus pergi. "

Keadaan di sekitar kami kelihatan semakin gelap.

" Un , sampai jumpa."

"Um ……"

Meskipun Rose mengatakan bahwa dia harus pergi, sepertinya Rose masih memiliki sesuatu yang lain untuk dikatakan.

"Ada apa?"

Rose ragu-ragu sejenak sebelum membuka mulutnya.

“Sekarang, aku akan bertemu ayahku. Sepertinya dia mungkin akan memperkenalkan calon tunangan ku. ”

"Benarkah itu?"

"Iya ."

"Selamat …… adalah sesuatu yang tidak akan kukatakan."

Wajah Rose memberitahuku bahwa itu bukanlah sesuatu yang diinginkannya.

“Aku adalah putri Kerajaan Oriana. Sebagai seorang putri, aku harus memikul banyak harapan ketika aku hidup. Namun, dengan keegoisan ku, aku telah mengkhianati semua harapan. ”

" Un ."

"Aku mungkin berakhir dengan mengkhianati harapan dari orang-orang, lagi."

Rose tersenyum senyum itu adalah yang menyakitkan.

“Tetapi kali ini, itu bukanlah keegoisan. Akan sangat bagus jika aku hanya mengkhawatirkan itu. Tapi ...... jika ...... jika sesuatu terjadi, apakah kamu akan percaya padaku? ”

" Un , baiklah."

Rose melihat ke bawah seolah menyembunyikan wajahnya, lalu berbalik dan pergi.

"Hei."

Aku memanggilnya kembali, lalu melempar sandwich MagRonald milikku ke arahnya.

"Ambillah. kamu harus sedikit menyantaikan tubuhmu. ”

"Terima kasih."

Rose tersenyum padaku dengan lembut.

◆   ◆   ◆   ◆   ◆   ◆   ◆   ◆   ◆   ◆

Keesokan harinya, aku tersentak bangun karena teriakkan Hyoro.

"Ketua OSIS Rose menusuk tunangannya dan melarikan diri !!"

Saat aku masih berada di tempat tidur, aku memiringkan kepalaku bingung apa yang membuatnya untuk melakukan hal seperti itu.
Previous
Next Post »
Partner Kiryuu